Sabtu, 18 Juni 2011

FILSAFAT, ILMU PENGETAHUAN, DAN TEOLOGI

Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan dan Teologi

Filsafat adalah induk dari segala ilmu. Oleh karena itu, filsafat memandang dunia dan alam semesta sebagai keseluruhan dalam usaha menerangkannya; menafsirkannya, dan memahaminya secara keseluruhan. Hasil penemuan dari filsafat ini tidak memperoleh jawaban yang meuaskan karena merangkum dari segala keberadaan, yang menjadi objek penelitiannya.
Oleh karena itu pengetahuanlah yang bertugas memberi jawaban secara khusus untuk bidang-bidang tertentu. Misalnya; sosiologi untuk mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya. Sedangkan untuk menguji dan memberi nilai atas kedua bidang tersebut (FILSAFAT dan ILMU PENGETAHUAN) merupakan tanggung jawab TEOLOGI. Sebab tolok ukur teologi adalah Alkitab. Dan Alkitab adalah ”firman Allah”; yang merupakan kebenaran hakiki dan diterima dengan iman.
Jadi; filsafat, ilmu pengetahuan dan teologi harus bekerja sama. Bukan berarti kedudukannya sama, karena objek penelitiannya saja sudah berbeda. Filsafat dan ilmu pengatahuan melalui hasil penemuannya juga mendukung kebenaran Alkitab itu sendiri. Sekalipun tidak berarti bahwa setiap penemuannya mutlak benar. Dan perlu dicatat bahwa Alkitab tidak bergantung pada pembelaan filsafat dan ilmu pengetahuan. Alkitab dapat membela dirinya sendiri, karena Alkitab itu berasal dari Allah; sumber dari segala kebenaran. Dalam Yohanes 14: 6; Yesus berkata: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”.
Alkitab memerlukan filsafat dan ilmu pengetahuan karena Alkitab itu berada dalam lingkungan manusia (=yaitu dunia). Jika seseorang melihat sesuatu kemudian mengatakan tentang sesuatu tersebut dikatakan ia telah mempunyai pengetahuan. Jika ia meneruskan pertanyaannya dan ingin mendapatkan jawaban secara terperinci, maka jawabannya akan berupa ilmu pengetehuan. Selanjutnya jika sesorang masih bertanya terus mengenai apa manusia itu atau apa hakikat manusia itu maka jawabannya akan menjadi suatu filsafat.
Jadi segala jalan yang ditempuh oleh pengetehuan dan ilmu pengetahuan ataupun filsafat akan mengalami jalan buntu. Ia tidak akan bisa menjawab dengan tuntas. Dan untuk itu kita harus kembali kepada kebenaran firman Tuhan (=Alkitab).
Dari uraian tersebut jelasalah bagaimana hubungan ilmu pengetahuan, filsafat dan agama. Ketika manusia mengalami suatu problem, maka ia harus berusaha menjawab dengan ilmu pengetahuan. Dan jika pertanyaannya lebih dalam maka jawabannya akan berupa filsafat. Jadi hubungannya sangat erat. Sebab ilmu pengetahuan dan filsafat menjadi sarana untuk menyampaikan apa yang diajarkan Alkitab kepada manusia supaya lebih mudah diterima. Sebaliknya Alkitab membantu ilmu pengetahuan dan filsafat ketika menghadapi problem yang tidak bisa dijawab.

Membedakan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan dan Teologi
Nico Syukur mendefenisikan ataupun membedakan antara Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan dan Teologi sebagai berikut:


Filsafat Didefenisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan kodrati yang objektif lagi bertalian dan yang telah diperoleh serta disusun secara kritis, metodis dan sistematis, dengan maksud untuk mencari struktur dasariah atau sebab yang sedalam-dalamnya bagi bidang-bidang tertentu dari kenyataan dan juga bagi kenyataan sebagai keseluruhan dengan jalan merenungkan kenyataan tersebut

Ilmu Pengetahuan Didefenisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan objektif dan bertalian, yang diperoleh secara metodis, sistematis dan kritis, dan yang dimaksudkan untuk menemukan keterangan yang umum berlaku untuk bidang atau segi tertentu dari kenyataan

Teologi Didefenisikan sebagai keseluruhan pengetahuan adikodrati yang objektif lagi kritis dan yang disusun secara metodis, sistematis dan koheren; pengetahuan ini menyangkut hal-hal yang diimani sebagai wahyu Allah atau berkaitan dengan wahyu itu

Filsafat
Filsafat adalah ”usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang memuaskan hati”. Kata ’dengan akalnya’ disini mendapat tekanan. Tidak dapat disangkal bahwa semua orang, melalui agama masing-masing, telah memilki suatu pandangan dan hidup yang memuaskan hati.

Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan (science) merupakan suatu perkataan yang bermakna ganda, yaitu:
a. Menurut cakupannya; ilmu pengetahuan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan.
b. Ilmu pengetahuan menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari suatu pokok soal tertentu.

Teologi
Teologi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang keberadaan, sifat, oknum, dan karya-karya Tuhan melalui Alkitab sebagai satu-satunya referensi. Substansi teologi adalah ”saya percaya bahwa Tuhan ada sesuai dengan pernyataan Alkitab. Dan saya percaya seluruh keterangan tentang penjelasan yang ada pada Alkitab”.


Perbedaan Filsafat Umum dengan Filsafat Kristen
Filsafat adalah suatu pengetahuan yang tidak memiliki batas-batas sehingga filsafat mampu berada dimanapun dalam perkembangan pemikiran manusia. Filsafat umum masih bertanya tentang apa di balik Tuhan. Mereka belum menemukan suatu rahasia yang terselubung tentang keberadaan Tuhan. Sementara filsafat Kristen akan menghasilkan hakikat dan nilai komprehensif; maksudnya mampu menimbang atau menilai dalam berbagai hal menurut kebenaran Allah (Alkitab). Hakikat filsafat Kristen meliputi keseluruhan; sebab kekristenan adalah universal, mampu menyorot berbagai hal dengan tolok ukur Alkitab, senagai nilai kebenaran.
Hubungan Filsafat dengan Alkitab
Filsafat Kristen bertugas memberi nilai yang terakhir melalui Alkitab, karena Alkitab adalah kebenaran yang universal yang berasal dari Allah. Alkitab berasal dari kata Grika = biblios = yang berarti kitab.
Ada kesamaan antara penelitian Alkitab dengan filsafat, yaitu dalam Alkitab manusia menjadi objek penelitian, di mana Allah berupaya mengembalikan manusia kepad kebenaran. Upaya Allah untuk mencapai hakikat yang terdalam di mana manusia harus menyembah dan memuliakan Allah.


Manusia dan Pertanggungjawaban Moral
Filsafat menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang terutama dan makhluk yang bermoral, tetapi tidak mampu menemukan mengapa manusia itu sebagai makhluk yang bermoral. Rahasia tentang diri manusia hanya mampu dijawab oleh Alkitab. Di dalam Alkitab terdapat suatu misteri yang tidak dapat ditemukan oleh para filsuf sebagai bentuk pertanggungjawaban moralnya.
Pertanggung jawaban moral dalah kemampuan manusia untuk mengadakan suatu tindakan melalui pengukuran batin tentang yang baik.

Tidak ada komentar: