tag:blogger.com,1999:blog-36754766443827311322024-02-08T02:50:34.723-08:00SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SUMATERA UTARA (STTSU) MEDANIMAN - BUDI - ILMUAlumni STTSUhttp://www.blogger.com/profile/07165126559875818239noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-3675476644382731132.post-64647421038688295162011-07-22T12:01:00.000-07:002011-07-22T12:11:17.466-07:00Mengenal Saksi Yehuwa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IN" style="font-family: Arial;">RIWAYAT</span></b></span><br />
<span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Saksi Yehuwa (SY, Jehovah Witnesses) adalah aliran agama yang sering secara terbuka mengaku sebagai ‘Siswa-Siswa Alkitab’ namun juga sering mengaku sebagai Kristen (namun ajarannya bersifat antitesa terhadap kekristenan) dan cenderung berpraktek melalui kunjungan dari rumah-ke-rumah, dan sekalipun SY menyiarkan keyakinan mereka juga pada penganut agama lain, misi mereka memang diutamakan mendatangi umat Kristen yang sudah bergereja. Karena perilaku mereka yang cukup rajin mendatangi orang-orang di rumah mereka dan telah menimbulkan keresahan di kalangan umat beragama umumnya karena praktek kunjungan-kunjungan ke rumah-rumah masyrakat yang sudah beragama dan juga melakukan antitesa terhadap beberapa aspek pemerintahan, pada tahun 1976 melalui SK Jaksa Agung R.I., kegiatan SY dilarang. Melalui SK Jaksa Agung RI pula, pada tanggal 1 Juni 2001, SK tahun 1976 itu dicabut. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Prakteknya, SY sekalipun secara resmi dilarang kala itu, kegiatan mereka berjalan terus apalagi kegiatannya kurang kelihatan sebagai organisasi yang memiliki 'gedung pertemuan' dan SY lebih aktip dalam siar agamanya melalui pendekatan pribadi dengan kunjungan kerumah-rumah, apalagi di era reformasi dan keterbukaan sekarang, dapat dimaklumi kalau larangan demikian menjadi kurang efektif. Faktanya, mereka terus aktif mengadakan pertemuan-pertemuan di gedung-gedung pertemuan umum bahkan menurut 'Buku Kegiatan 1997' (hal.29-30) yang mereka terbitkan, disebutkan bahwa pada tanggal 19 Juli 1996 telah dibuka cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan bukan saja sebagai tempat pertemuan dan kantor pusat kegiatan tetapi juga percetakan. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Memang dalam era reformasi dengan demokrasinya, dan bebasnya informasi melalui internet, sudah bukan masanya kalau umat Kristen menolak kehadiran mereka secara resmi karena itu melanggar HAM tentunya, tetapi umat Kristen dengan institusinya tentu tepat bila menolak mereka sebagai bagian agama Kristen karena mereka menolak Yesus sebagai Tuhan dan Kristus yang bangkit dan menolak Alkitab Kristen sebagai firman Allah, jadi berbeda dengan kekristenan secara umum. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;"><b>PENDIRI SAKSI YEHUWA</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">SY didirikan oleh Charles Tase Russel (1852-1916) yang semula adalah anggota gereja Presbyterian kemudian terpengaruh Adventisme soal ajaran Akhir Zaman dan ajaran Christadelphian yang berbeda dengan ajaran Kristen yang umum, pada tahun 1870 merasa memperoleh wahyu untuk menyingkapkan rahasia-rahasia Alkitab dan pada tahun 1872 membentuk kelompok pemahaman Alkitab. Setelah Russel meninggal (1916) ia digantikan oleh Joseph Franklin Rutherford, dan pada tahun 1942 digantikan oleh Nathan Homer Knorr, menyusul tahun 1977 oleh Frederick W. Franz. Setelah kematian Franz (1992) Milton G. Henzel memerintah sampai sekarang. Tokoh-tokoh pemimpin ini dianggap sebagai nabi. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Ajaran SY bukanlah merupakan exegese dari Alkitab tetapi lebih merupakan ajaran para tokohnya. Buku utama mereka bukan Alkitab tetapi buku karya Russel berjudul 'Studies in the Scripture' (Penyelidikan Alkitab) yang dinilai lebih berotoritas dari Alkitab sendiri. Saksi Yehuwa merupakan organisasi teokratis yang menekankan keterlibatan semua anggotanya dalam siar agama, sedang nama Saksi Yehuwa adalah nama yang baru di kemudian hari ditahun 1931 dipakai, 52 tahun setelah SY berdiri, yang diambil dari ayat-ayat Yesaya 43:10-12 </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">SY sangat aktif dalam siaran radio disamping kunjungan-kunjungan ke rumah-rumah, dan terutama propaganda literatur sangat tekankan. Banyak buku-buku propaganda telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dicetak dengan harga murah tetapi dengan kualitas yang baik dan berwarna. Buletin SY berjudul 'Menara Pengawal' dan 'Sedarlah' sangat menarik karena dikemas begitu indah dan berisi masalah-masalah yang hangat dihadapi manusia modern. Disamping itu traktat-traktat berwarna banyak dicetak dan disebar luaskan. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Biasanya tema promosi literatur SY berkisar soal penderitaan di bumi dan bahwa baik pemerintah maupun agama-agama tidak berhasil mengatasinya, dan hanya para Saksi Yehuwalah yang bisa menawarkan jalan keluar menuju firdaus yang kekal. Literatur SY bersifat menyalahkan pemerintah-pemerintah maupun agama-agama secara umum terutama agama Katolik, dan dengan penjelasan para penyiar agama yang meyakinkan tentu saja banyak orang menjadi tertarik, apalagi bila yang bersangkutan sedang mengalami masalah dengan gereja yang diikutinya. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;"><b>SOAL ALKITAB</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Bagi SY Alkitab terjemahan Kristen dan lebih-lebih Katolik semuanya salah dan hanya terjemahan SY yang diberi nama 'Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru' (DB/New World Translation/NW) lah yang benar. Terjemahan NW mengikuti terjemahan 'Empathic Diaglot' yang diterjemahkan oleh Benyamin Wilson, seorang tokoh Christadelphian (1864), yaitu dengan cara menterjemahkan tiap kata Ibrani (PL) dan Yunani (PB) (bahasa asli Alkitab) dibawahnya dan menafsirkannya. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">“Untuk menyingkirkan sesuatu yang rupa-rupanya menjadi pertentangan di sini marilah kita kutip salinan bahasa Gerika kata-demi-kata seperti diperlihatkannya diantara garis-garis bacaan dalam The Emphatic Diaglott.” (Karena Allah Itu Benar Adanya, 1960, hlm.110. Disesuaikan dengan ejaan baru). </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Tentu saja tafsiran harfiah kata-per-kata dengan urutan demikian yang tidak mengikuti prinsip-prinsip penerjemahan dan tatabahasa, jelas menghasilkan teks yang bisa diartikan berbeda dengan penafsrian umumnya di kalangan Kristen & Katolik. Apalagi dengan adanya asumsi dogmatis bahwa semua terjemahan Kristen & Katolik adalah salah dan terjemahan SY-lah yang benar, tentu sulit untuk membandingkan mana terjemahan yang benar, apalagi sudah menjadi kenyataan, bahwa para penulis ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru’ bukanlah ahli-ahli yang menguasai bahasa Ibrani dan Yunani secara akademis karena mereka menolak belajar teologi formal. Faktanya Alkitab NW bukanlah terjemahan tetapi lebih merupakan tafsiran (paraphrase) untuk mendukung keyakinan Saksi Yehuwa. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Dalam literatur SY dikemukakan alasan bahwa terjemahan mereka bertitik tolak pada upaya meninjau kembali ayat demi ayat dan kata-kata di dalam ayat itu yang berpeluang dijadikan tafsiran sepihak oleh pendukung doktrin pengutip dari sumber yang asal-usulnya diragukan, dan ayat-ayat dan kata-kata itu diluruskan sesuai sumber a.l. dewan alkitabiah internasional, penemuan dari cambridge university dan dari kalangan anthropologi international yang mapan dan diakui. Posisi demikian kelihatannya meyakinkan namun bila diselidiki ternyata sumber-sumber itu umumnya adalah kalangan SY sendiri sebab mereka mengatakan bahwa Alkitab terbitan Katolik (Lembaga Biblika Sedunia) dan Protestan (Lembaga Alkitab Sedunia) dianggap salah terjemahannya. Mengenai bagaimana SY biasa menafsirkan secara tekstual dan harfiah untuk mendukung ajaran mereka dapat dibaca dalam artikel sambungan ini. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">AJARAN TENTANG ALLAH </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Bagi SY, Dunia diperintah Allah yang bernama Yehuwa yang kekal dan esa dan memerintah secara teokratis dan di bumi diwakili oleh pemerintahan 'Saksi-Saksi Yehuwa.' Yesus bukanlah Allah melainkan titisan malaikat Mikhael yang adalah ciptaan yang sulung dan kemudian disetarakan dengan Allah (a god). Dengan pimpinan Yesus, Lucifer dengan kerajaan dunianya akan dibinasakan dan Yesus mendirikan kerajaan teokratis di bumi. Yesus diramalkan datang tahun 1914 dan disusul kerajaan 1000 tahun. Dibawah Rutherford yang keluar dari penjaran tahun 1919, dalam pertemuan SY disebutkan bahwa "pemerintah-pemerintah dunia maupun organisasi gereja adalah alat iblis." </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Pada saat kedatangan Yesus akan terjadi perang Armagedon yang merupakan perang terakhir antara Allah dan Iblis dan organisasi-organisasinya termasuk agama, gereja dan negara. Mereka yang menolak ajaran Saksi Yehuwa akan dimusnakan bersama Iblis dan kerajaan dunianya, dan mereka yang menerima akan memperoleh hak sebagai bagian 144.000 umat pilihan dalam Firdaus yang kekal dan sisanya akan menempati kerajaan teokratis di bumi. Ketika tahun 1914 Yesus tidak datang maka diramalkan kembali tahun-tahun 1918, 1921, 1925, 1941, 1975 dan 1992, tetapi semuanya merupakan nubuatan kosong. (Pokok masalah perhitungan mereka adalah dipaksakannya tahun 606/7SM sebagai tahun pembuangan umat Israel, tahun yang tidak ada dasar historisnya, faktanya sejarah adalah tahun 587SM). </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Roh Kudus hanya dianggap 'kekuatan/daya Allah saja' jadi bukan pribadi, dan sekalipun rumus pembaptisan Amanat Agung (Matius 28:19) menyebut tiga nama, namun ditulis dengan nama 'Bapak dan Putra dan rohkudus' (roh dengan huruf kecil). Jadi karena Putra (Yesus) adalah mahluk ciptaan yang sulung (Mikhael) dan rohkudus hanya kekuatan saja maka hanya ada satu Allah tunggal yaitu yang bernama Yehuwa. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">SY sangat alergi dengan pengajaran soal 'Allah Tritunggal' yang dianggapnya berasal dari kepercayaan bangsa-bangsa Babil dan Mesir dan bangsa-bangsa lain yang mempercayai dewa-dewa pada zaman dahulu kala, dan bahwa pencipta pengajaran tritunggal itu adalah Setan (Karena Allah itu Benar Adanya', hlm.105). Untuk menunjang hal ini maka ayat-ayat mengenai 'Yesus yang adalah Tuhan' ditafsirkan bahwa Yesus hanyalah suatu Ilah seperti ayat Yohanes 1:1. (Uraian ayat ini akan dibahas pada sambungan artikel ini). </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><br />
<span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;"><b>HIDUP MANUSIA & KESELAMATAN</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Bagi SY, manusia adalah jiwa sebagai gabungan debu tanah dan nafas Allah dan hakekatnya sama dengan binatang pada umumnya. Bila manusia mati, maka jiwa itu mati bersamanya, jadi tidak dipercayai adanya kehidupan yang kekal, kecuali para penganut SY yang dipilih menjadi bagian Firdaus maupun kerajaan teokratis di bumi. Kematian di dunia adalah dimasukinya status 'tidur rohani' yang menunggu hari penghakiman. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Penebusan Yesus Kristus di kayu salib ditolak oleh SY. Yesus mati di tiang siksaan dan kemudian mati dan dibangkitkan dalam roh saja. Penebusan darah Yesus ditolak dan manusia untuk menyelamatkan diri harus dicapai dengan amal baik dan dengan menjadi SY yang menyiarkan ajaran SY untuk memperoleh status hidup kekal dalam kerajaan teokratis atau akan dimusnahkan. Ajaran tentang dosa, pertobatan, pengampunan, kasih, dan darah Kristus dalam penebusan dosa diabaikan. Hakekat neraka tidak dipercayai apalagi sebagai siksaan yang kekal. Hanya ada dua pilihan di akhirat, hidup kekal dalam kerajaan teokratis bersama Yehuwa atau dimusnahkan habis. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;"><b>PERJUMPAAN DENGAN SAKSI-SAKSI YEHUWA</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Dalam konteks Indonesia yang memasuki alam reformasi dan keterbukaan dan dengan adanya kemajuan media internet, maka interaksi dengan Saksi-Saksi Yehuwa tidak lagi terhindarkan. Pelarangan secara resmi tidak menjamin hilangnya para penganut SY dan usaha mereka dalam menyiarkan agama itu apalagi setelah sekarang diizinkan kembali beroperasi secara resmi. Karena itu, yang diperlukan bagi umat Kristen adalah kesiapan mereka dalam bersenjatakan senjata-senjata rohani dan mengetahui bagaimana cara-cara para SY dalam mendekati seseorang. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Biasanya dalam menyi</span><span lang="IN"><span style="font-family: Arial;">arkan agama mereka di kalangan Kristen, mereka meminta izin masuk ke rumah dan berkenalan dengan pemilik rumah. Kemudian mereka mengajak berdiskusi mengenai masalah du</span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">nia dan ajaran Kristen. Awalnya memang mereka mengajak agar dibukakan Alkitab terjemahan Kristen (LAI), kemudian menafsirkan beberapa ayat-ayat tertentu di luar konteks dan yang ditafsirkan menurut terjemahan dan ajaran mereka yaitu ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.’ </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Bila seseorang tertarik, mereka diajak untuk mengikuti 'Persekutuan Wilayah' dan bila makin teruji kesetiannya, mereka diajak bergabung dalam 'Balai Kerajaan'. Disini dengan pertemuan-pertemuan marathon beberapa kali seminggu, mereka dipersiapkan sebagai Saksi-Saksi Yehuwa yang dewasa dan siap untuk mendidik orang lain pula. Mereka juga dilatih untuk mengajarkan ajaran SY kepada orang lain. Dapat dimaklumi mengapa para SY bersikap militan yaitu karena diberi peran yang besar sesuai dengan harga diri masing-masing. Bila dalam Balai Kerajaan mereka sudah teruji kesetiaannya barulah mereka dibaptis dengan cara diselam dan pada taraf ini mereka sudah tidak lagi bisa diubah pandangan imannya. Perjamuan Suci tidak diberlakukan sebagai sakramen persekutuan iman tetapi dirayakan setahun sekali sekedar sebagai peringatan kematian Yesus. Kebangkitan Yesus dalam daging tidak dipercaya mereka. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Para SY yang datang kerumah-rumah adalah mereka yang terdidik secara disiplin dan dibekali kemampuan berdebat yang luar biasa, karena itu biasanya umat Kristen (apalagi yang awam) akan sangat sukar melayani, dan bila mereka tidak mampu melayani perdebatan itu kemungkinan terbuka akan tertarik ajaran tersebut. Karena SY dilatih begitu intensip maka dalam berdiskusi mereka sudah biasa menghadapi pertanyaan dan menguasai materi pembicaraan, karena itu umat Kristen harus berhati-hati untuk masuk dalam percakapan dengan mereka, apalagi bila anggota SY yang datang kalah dalam berdiskusi, biasanya anggota yang lain yang lebih matang dan senior akan datang sampai lawan bicaranya kalah. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Cara yang terbaik yang dapat dilakukan oleh umat Kristen adalah membekali diri dengan senjata-senjata rohani yang diperlukan (Efs.6:10-20) seperti Iman, Firman yang adalah pedang Roh, kebenaran, keadilan, doa & berjaga-jaga, dan kesediaan memberitakan Injil. Sekalipun demikian bila belum benar-benar menguasai firman Tuhan ada baiknya menghindari perdebatan dengan SY. Justru karena menghadapi serangan yang gencar seharusnya umat Kristen terus dengar-dengaran akan firman Tuhan dan belajar untuk mengerti firman Tuhan dengan mendalam sehingga ia dapat menangkis panah-panah api yang diarahkan kepadanya. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><br />
<span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;"><b>ALIRAN KULTUS (CULT)</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Saksi Yehuwa hanyalah salah satu aliran 'kultus' (cult) yang bekerja di sekitar kekristenan, tetapi kita harus sadar bahwa dalam era reformasi dan keterbukaaan yang didukung oleh kebebasan internet, maka umat Kristen akan berhadapan dengan begitu banyak aliran kultus yang baru yang ada yang ringan tetapi ada juga yang berat bahkan membius. Karena itu tidak ada cara lain dari umat Kristen yang harus ditempuh kecuali hidup sebagai anak Tuhan yang taat akan firman Tuhan, rajin berbakti dan bersekutu, dan rajin berdoa sambil berjaga, dengan sikap demikian diharapkan ajaran-ajaran kultus tidak sampai mempengaruhi iman kita yang mula-mula. </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Aliran-aliran kultus diawal abad ke-XXI ini sangat bervariasi, ada yang ringan yang ingin memurnikan ajaran Kristen dan makin mendekati kekristenan Alkitabiah (Advent), ada yang fanatik (Mormon & Saksi Yehuwa), dan bahkan ada yang rela mati bersama-sama mengikuti pimpinan mereka (Jim Jones & Kenisah Matahari), berani berperang (David Koresj), bahkan berani membunuh orang-orang secara massal demi keyakinan mereka akan Armagedon (Aum Shrinkiyo). Beberapa ciri aliran kultus (cult) yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>(1)</b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Aliran kultus berkisar pada ajaran tokoh-tokoh yang dikultuskan yang dianggap sebagai nabi atau messias, dan biasanya ucapan dan perilakunya diikuti oleh para pengikutnya dengan fanatik tanpa reserve menggantikan peran Yesus Kristus. (SY mengkultuskan Charles Tase Russel dan tulisannya ‘Studies in Scriptures); </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>(2)<span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal;"> </span></b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Aliran kultus biasanya bersikap eksklusif, bahwa merekalah umat pilihan yang benar dan semua agama terutama Kristen adalah sesat. Karena itu mereka mengecam gereja-gereja yang resmi yang disebut 'Susunan Kristen.' Dalam hal SY merekalah yang dianggap termasuk kerajaan Theokratis; </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>(3)</b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Adanya semangat akan Akhir Zaman yang luar biasa, dan seperti SY sekalipun jelas ramalan-ramalan para tokohnya selalu terbukti keliru, fanatisme itu tetap eksis; </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>(4)</b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Biasanya aliran kultus memiliki 'Kitab' suci ucapan dan tulisan para tokohnya yang dianggap lebih berotoritas daripada Alkitab Kristen. SY memiliki ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru’ dan ‘buku karya Charles Tase Russel (Setelah Russel meninggal diselesaikan Rutheford) berjudul ‘Studies in Scriptures.’; </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>(5)</b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Jalan Keselamatan dalam Kristus di tolak dan biasanya ditambah-tambahi dengan 'taurat baru' apakah itu dalam bentuk memelihara hari Sabat, vegetarian, hukum Taurat, amal baik, atau dalam kasus SY menjadi penyiar agama SY; </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>(6)</b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Tetapi, ada satu hal menarik yang tidak bersifat prinsip tetapi efektif adalah 'peran kaum awam yang aktif' dalam ikut serta menyiarkan keyakinan mereka. SY melakukan kunjungan ke rumah-rumah penduduk; </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"><b>(7)</b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Dan, tidak dapat disangkal bahwa aliran-aliran kultus sangat menekankan pelayanan melalui literatur, yaitu traktat-traktat, buku, majalah maupun brosur-brosur dan disamping itu mereka gencar melakukan siar agama melalui internet. SY paling menonjol dalam hal ini. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Dikeluarkannya SK pencabutan larangan akan beroperasinya aliran Saksi Yehuwa tentu tidak perlu dikuatirkan oleh umat Kristen karena itu sejalan dengan demokrasi yang dijalankan pemerintahan Gus Dur, namun pencabutan SK itu jelas akan berdampak makin bebasnya mereka mengunjungi rumah-rumah semua orang dari agama apapun karena memang misi mereka demikian, namun dibalik itu masyarakat Indonesia menjadi tahu secara terbuka bahwa kalau selama ini mereka yang sering keluar-masuk rumah penduduk dijadikan stigma sebagai 'misi penginjilan Kristen' sekarang dengan terang masyarakat akan tahu bahwa itu adalah para 'Saksi-Saksi Yehuwa', yang juga mendatangi rumah umat Kristen sekalipun mereka mengaku sebagai 'Kristen' juga. Dalam buku doktrin mereka disebutkan: </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Sekarang ini mereka gemar akan melakukan kewajiban yang diletakkan di atas pundak tiap-tiap orang Kristen sejati, yaitu menyiarkan kabar kesukaan mengenai kerajaan Allah. Dengan segala suka hati mereka pergi, dari rumah ke rumah, di jalan-jalan besar, dan di tempat-tempat pertemuan umum memberitakan jalan Allah menuju ke arah hidup kepada umat Katolik, Protestan, Yahudi dan orang-orang penganut kepercayaan agama lain, atau yang tak beragama sama sekali" (Karena Allah Itu Benar Adanya, hlm.257-258). </span></div><div class="MsoNormal" style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Semoga beberapa catatan ini bisa dijadikan bekal dalam perjumpaan kita dengan aliran-aliran kultus yang akhir-akhir ini dengan rajin menyiarkan keyakinan mereka kepada masyarakat umum khususnya umat Kristen di Indonesia. Mereka yang ingin informasi lebih lengkap bacalah 'SAKSI-SAKSI YEHUWA, siapa dan bagaimana mereka?’ (Yayasan Kalam Hidup, 1999, cetakan ke-4).</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><br />
</span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;"><b>PANDANGAN TENTANG ALKITAB</b> </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Saksi-Saksi Yehuwa (SY) menganggap bahwa Alkitab dari umat Kristen (terjemahan Indonesia diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia / LAI) salah terjemahannya, lebih-lebih terjemahan Katolik Roma 'Douay' yang diterjemahkan dari Vulgata sangat ditentang (dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Lembaga Biblika Indonesia / LBI), karena itu SY merasa bertanggung jawab untuk menerjemahkannya menurut versi mereka sendiri. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">SY mendasari Kitab Sucinya dari terjemahan Empathic Diaglott yang ditulis oleh Benyamin Wilson (1864) seorang tokoh Christadelphian. Diaglott artinya dua bahasa, cara kerjanya adalah dengan menulis terjemahan di bawah setiap kata bahasa asli Alkitab. Versi SY kemudian disebut sebagai 'The New World Translation' (NW). Terjemahan Perjanjian Baru diselesaikan pada tahun 1950 dan Perjanjian Lama pada tahun 1960, dan setelah direvisi, maka pada tahun 1961 diterbitkan secara lengkap. Edisi ini direvisi ulang pada tahun 1970 dan 1971 dan kemudian pada tahun 1984. Pada kata pengantar bahasa Inggeris edisi 1961 disebutkan: </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Secara jujur kami terdorong untuk menyebut bahwa, selagi masing-masing terjemahan lain itu mempunyai manfaatnya, mereka telah jatuh menjadi mangsa kuasa tradisi dalam berbagai tingkatan, konsekwesninya, tradisi agama, menjadi tua karena waktu, telah diterima sepenuhnya tanpa tersaingi dan tidak terselidiki. Hal-hal ini telah terjalin ke dalam terjemahan yang mewarnai pemikirannya. Untuk menunjang ajaran agama, hal-hal yang tidak konsisten dan tidak masuk akal telah dimasukkan dalam ajaran buku-buku yang diwahyukan. Anak Allah mengajar bahwa tradisi buatan manusia telah membuat hukum dan ajaran Allah tidak mempunyai kuasa dan pengaruh. Usaha dari panitia New World Bible Translation dimaksudkan untuk menghindarkan jerat tradisi agama." (terjemahan dari kata Pengantar 'The New Bible Translation of the Greek Scripture, 1961). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Edisi bahasa Indonesia kitab Perjanjian Baru disebut 'Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru' (DB-PB) terbit pada tahun 1994 dan edisi lengkap termasuk Perjanjian Lama diterbitkan pada tahun 1999 dengan nama 'Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru' (DB). SY mengemukakan bahwa terjemahan mereka bertitik tolak pada upaya meninjau kembali ayat demi ayat dan kata-kata di dalam ayat itu yang berpeluang dijadikan tafsiran sepihak oleh pendukung doktrin pengutip dari sumber yang asal-usulnya diragukan, dan ayat-ayat dan kata-kata itu diluruskan sesuai sumber a.l. dewan alkitabiah internasional, penemuan dari cambridge university dan dari kalangan anthropologi international yang mapan dan diakui. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Promosi di atas kelihatannya meyakinkan namun bila diselidiki ternyata sumber-sumber itu umumnya adalah dari kalangan SY sendiri atau dari sumber sepaham, sebab mereka mengatakan bahwa para ahli Alkitab dibalik terbitan Katolik (Lembaga Biblika Sedunia) dan Protestan (Lembaga Alkitab Sedunia) dianggap salah terjemahannya. Mengenai bagaimana SY biasa menafsirkan sejara textual dan harfiah untuk menerjemahkan dan menafsirkan Kitab Suci dan mendukung ajaran mereka dapat dilihat pada dua contoh berikut: </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;"><b>NAMA YEHUWA</b> </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Sekalipun mereka semula menyebut diri mereka sebagai 'Siswa-siswa Alkitab' dan penggunaan nama 'Saksi-Saksi Yehuwa' baru diresmikan pada tahun 1931, nama Yehuwa kemudian dianggap sebagai nama Tuhan satu-satunya dan digunakan dalam terjemahan DB dalam Perjanjian Lama (LAI menerjemahkan sebagai TUHAN), kemudian menerjemahkan 237 kata-kata 'Kurios' (Yunani) dalam Perjanjian Baru dengan nama Yehuwa pula (Apendiks 1, DB, hlm.2024-2025). Nama Yehuwa adalah nama Tuhan satu-satunya dari Tuhan yang esa karena itu tidak boleh diterjemahkan. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Sebenarnya pendapat SY yang mengatakan bahwa nama Yehuwa adalah nama pribadi Allah satu-satunya dan pertama kali muncul di Kejadian 2:4 tidak sesuai fakta sejarah, sebab hal itu didasarkan versi kanon Ibrani Massoret pada abad-1 yang sekarang umum dipakai yang sudah mengalami evolusi redaksional, padahal menurut penelitian sejarah, nama Allah semula adalah 'El' (yang menjadi Allah dalam bahasa Arab). Nama Yehuwa (tepatnya YHWH = tetragramaton) baru diperkenalkan kepada Musa di padang gurun (Keluaran 6:1-2), dan sekalipun nama YHWH sudah diperkenalkanpun dalam kitab para Nabi seperti Yesaya dan pada masa Pembuangan ke Babel, nama 'El' masih sering dipakai sebagai sinonim bahkan pengganti YHWH. Bandingkanlah ungkapan 'Yahweh Elohe Yisrael' (Keluaran 32:27;Yosua 8:30) dengan 'El Elohe Yisrael' (Kejadian 33:20;46:3) yang artinya 'Allahnya Israel adalah Yahweh/El. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Fanatisme nama YHWH bisa dilihat dalam klaim SY yang menganggap bahwa nama Yehuwa dalam Septuaginta (LXX, terjemahan PL Ibrani ke bahasa Yunani) juga tetap digunakan dan tidak ikut diterjemahkan. Sebagai argumentasi disebutkan bahwa telah ditemukan 18 fragmen naskah Septuaginta dari kitab Ulangan dimana nama YHWH masih tertulis (12 diantaranya dimuat gambarnya dalam 'Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru, Apendiks 1, 1994, h.410-411). Juga dianggap bahwa dalam PB pun nama Yahweh tetap dipakai, itulah sebabnya dalam 'Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru' disebutkan 237 nama Yehuwa pula dalam Perjanjian Baru. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Teori yang menyebutkan bahwa Septuaginta (bahasa Yunani) itu mengandung nama YHWH (bahasa Ibrani) berdasarkan 18 fragmen kitab Ulangan Septuaginta itu lemah sekali, soalnya fragmen itu sendiri mengungkapkan adanya rekayasa. Bila kita melihat dengan mata awam pun, gambar-gambar naskah itu jelas menunjukkan bahwa huruf-huruf YHWH diselipkan diatas bekas nama lama yang dihapus. Indikasinya: (1) Ada bekas huruf-huruf yang dihapus; (2) Jarak hapusan itu panjangnya sama dengan kata KURIOS (terjemahan YHWH dalam bahasa Yunani); (3) Kata YHWH yang ada disitu memiliki jarak spasi dengan huruf-huruf sebelum dan sesudahnya, padahal tulisan Yunani kuno tidak ada jarak antar katanya; (4) kepekatan tinta kata YHWH lebih tajam dari kata-kata kalimat menunjukkan penambahan lebih baru; (5) Huruf-huruf YHWH yang diselipkan itu memiliki font (bentuk dan ukuran) yang berbeda dan lebih kecil dari huruf-huruf Yunani dalam kalimat; (6) Perlu disadari bahwa kata Yunani ditulis dari kiri ke kanan sedangkan Ibrani dari kanan ke kiri; (7) dan kata YHWH yang diselipkan menyiratkan sudah ada tanda bacanya, sesuatu yang baru ada jauh sesudah masa penulisan Septuaginta. Kesimpulannya, nama 'Kurios' dalam naskah Ulangan itu diganti dengan tulisan YHWH oleh pengikut aliran Yahwisme (yang sangat meninggikan nama YHWH seperti SY). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Lalu adakah kata YHWH dalam PB? Kecuali terselip dalam kata 'Haleluya' (Yah dari YHWH, Wahyu 19:1,4), jelas tidak ada, karena PB ditulis sepenuhnya dalam bahasa Yunani dengan perkecualian beberapa kata Aram dan pada waktu penulisan PB, bahasa Ibrani adalah bahasa mati yang tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ribuan naskah awal salinan PB ditemukan dan tidak ada yang dalam bahasa Ibrani. Memang dalam penjelasan gambar fragmen-fragmen di atas disebutkan pula bahwa Jerome (h.412) menulis bahwa Matius pernah menulis Injil dalam bahasa Ibrani, namun kita harus sadar bahwa dalam tulisan Jerome (misalnya juga 'Perang Yahudi' yang terkenal itu) yang dimaksudkan dengan 'bahasa Ibrani' adalah 'bahasa Aram' yang disebutnya 'lidahnya orang Ibrani', demikian juga terjemahan 'bahasa Ibrani' (biasa ditulis hebraisti atau hebraik dialekto) dalam Perjanjian Baru menunjuk pada 'bahasa Aram' yang kala itu dipakai oleh orang Yahudi Palestina. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Bahasa ibu orang Yahudi Palestina di waktu itu adalah Aram. Sekalipun para Rabi dan Ahli-Kitab masih menggunakan bahasa Ibrani klasik Perjanjian Lama, untuk mayoritas umat, ini adalah bahasa mati. ... Barangkali karena rasa bangga yang keliru, dan kemungkinan besar karena tidak dapat membedakan ketepatan ilmiah, bahasa Aram secara populer disebut sebagai bahasa "Ibrani". ... Bahasa percakapan umum semitik orang Yahudi palestina pada waktu Yesus adalah Aram." (Bruce M. Metzger, The Language of the New Testament, dalam The Interpreters Bible, Vol.7, hlm.43). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Dari uraian Nama Yehuwa ini dapatlah kita melihat salah satu contoh bahwa apa yang terjadi dengan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru bukanlah penderjemahan bahasa yang dimengerti secara benar (exegese), namun lebih banyak dilakukan dengan memasukkan suatu doktrin yang dipercayai ke dalam terjemahan itu (eisegese). Karena itu, adalah suatu hal yang berlebihan kalau terjemahan suatu kelompok sempalan mengganggap salah (dan mereka sendiri yang benar) terjemahan yang dihasilkan begitu banyak tim ahli dibalik penerjemahan yang dihasilkan Lembaga Alkitab Sedunia dan Lembaga Biblika Sedunia. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;"><b>ALLAH ATAU SUATU ALLAH?</b> </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Salah satu penafsiran Saksi Yehuwa (SY) yang perlu diuji adalah soal penafsiran ayat Yohanes 1:1, dimana hasil terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia Terjemahan Baru (LAI-TB) berbeda dengan terjemahan SY 'Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru' (DB), yaitu di situ disebutkan: </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (LAI-TB) </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">"Pada mulanya Firman itu ada, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah suatu allah." (DB) </span></span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Apakah memang terjemahan SY (DB) yang benar dan terjemahan Kristen (LAI) salah? Kita perlu menyadari bahwa terjemahan Kristen dalam bahasa apapun bunyinya begitu. Ataukah hal ini sekali lagi menunjukkan bagaimana SY memanipulasi terjemahan dan memasukkan ajaran SY yaitu 'anti-Tritunggal' ke dalam proses penerjemahan itu? Marilah kita simak! </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Dari sumber-sumber Saksi Yehuwa sendiri, dalam uraiannya pada ayat Yohanes 1:1 dikemukakan argumentasi seperti dalam sumber buku dogmatika SY berikut: </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Ayat yang terakhir untuk dipertimbangkan dan dipergunakan membenarkan tritunggal ialah Yohanes 1:1: "Maka pada awal pertama adalah Kalam, dan Kalam itu bersama-sama dengan Allah, dan Kalam itulah Allah." Untuk menyingkirkan sesuatu yang rupa-rupanya menjadi pertentangan di sini marilah kita kutip salinan bahasa Gerika kata-demi-kata seperti diperlihatkannya diantara garis-garis bacaan dalam The Emphatic Diaglott. Bunyinya begini: "Sejak semula adalah Kalam itu, dan Kalam itu berada dengan Allah itu, dan suatu allahlah Kalam itu." Dalam hal ini "Allah" ditulis dengan kata "itu" dibelakangnya, sedangkan dalam kalimat pendek berikutnya, yaitu suatu allahlah Kalam itu," pembaca melihat bahwa "allah" ditulis dengan kata penunjuk yang tak tertentu "suatu" dihadapannya. Hal itu membuktikan, bahwa pembicaraan itu mengenai dua oknum yang bersama-sama, dan bukan dua oknum menjadi satu serta Allah yang sama." (Karena Allah Itu Benar Adanya, 1960, hlm.110-111. Disesuaikan dengan ejaan baru). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Hal yang lebih jelas juga disebutkan sebagai Apendiks dalam 'Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru' (DP-PB, 1994) sebagai berikut: </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Allah yang pada mulanya bersama-sama dengan Firman atau Logos, di sini dinyatakan dengan kata Yunani 'ho theos', yakni, theos namun didahului oleh kata sandang tertentu ho. Ini merupakan theos yang tertentu. ... Dalam teks Yunani terdapat banyak predikat berupa kata sandang tunggal tanpa kata sandang yang mendahului kata kerja. Sebagai contoh, lihat Markus 6:49;11:32;Yohanes 4:19;6:70; 8:44,48;9:17;10:1,13,33;12:6;18:37. Di tempat-tempat ini para penerjemah memasukkan kata sandang tidak tertentu "suatu atau seorang" [bahasa Inggeris "a"] sebelum kata benda yang merupakan predikat agar membuat jelas ciri atau sifat dari subyek yang bersangkutan. Karena dalam ayat-ayat demikian kata sandang tidak tertentu dimasukkan sebelum kata benda yang merupakan predikat, dengan alasan yang sama yang dapat dibenarkan, kata sandang tidak tertentu "suatu" dimasukkan sebelum theos tanpa kata sandang di dalam predikat dari Yohanes 1:1 sehingga tertulis "suatu allah". Kitab Suci mendukung kebenaran dari penerjemahan demikian." (DB-PB, 1994, hlm.414-415. Di sini juga dikutip beberapa kutipan terjemahan yang sama yang umumnya dari lingkungan SY sendiri). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Orang awam dengan membaca uraian demikian kelihatannya mudah terpengaruh pernyataan di atas yaitu bahwa bila didahului kata sandang tertentu (definitif, dhi 'ho' dalam bahasa Yunani) maka kata itu diterjemahkan tanpa kata 'sesuatu atau seseorang' dan menunjukkan identitas atau kepribadian, namun bila tidak didahului kata sandang 'ho' (seperti 12 ayat yang dicontohkan dalam kutipan kedua) maka harus diterjemahkan dengan tambahan 'sesuatu atau seseorang' sehingga dengan contoh yang sama maka 'theos' tanpa kata sandang 'ho' dalam Yohanes 1:1 harus diterjemahkan sebagai 'suatu allah.' Benarkah argumentasi demikian? </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Sebenarnya argumentasi ini menunjukkan kembali suatu rekayasa untuk menurunkan derajat Yesus agar bukan sebagai Allah namun hanya sekedar 'suatu allah'. Bila kita membaca bahasa Yunani sebagai teks asli ayat-ayat tersebut, kata sandang tertentu (definitif) yang digunakan dalam ayat itu bukanlah 'ho' (nominatif) namun 'ton' (akusatif), atau lengkapnya Yohanes 1:1 dalam bahasa aslinya Yunani dieja: "en arche en ho logos en pros ton theon kai theos en ho logos." Theos kedua memang tidak diberi kata sandang 'ton' (akusatif) seperti theos yang pertama, namun apakah itu berarti bahwa semua kata benda yang tidak diberi kata sandang tertentu (definite article) harus diterjemahkan dengan tambahan 'suatu atau seorang'? </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Kalau argumentasi ini kita ikuti maka dalam 18 ayat pertama dari teks Yohanes 1 saja kita dapat menemukan adanya 6 kata 'theos' yang juga tidak didahului kata sandang definitif 'ton' (akusatif) yaitu ayat-ayat Yohanes 1:1,6,12,13, dan dua kali dalam ayat 18. Ayat 1 menunjuk pada Yesus dan 5 ayat lainnya menunjuk pada 'theos' Yehuwa. Maka bila argumentasi SY kita ikuti maka terjemahan ke-6 ayat itu bisa berbunyi: </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Pada mulanya Firman itu ada, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah SUATU Allah." (ayat 1, DB, 1999). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Datanglah seorang yang diutus SUATU Allah, namanya Yohanes." (ayat 6). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak SUATU Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya." (ayat 12). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">"orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari SUATU Allah." (ayat 13). </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">"Tidak seorangpun yang pernah melihat SUATU Allah; tetapi Anak Tunggal SUATU Allah, yang ada dipangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya." (ayat 18). </span></span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Beginilah jadinya terjemahannya (dengan menambahkan kata SUATU) bila kita mengikuti argumentasi SY. Allah hanya SUATU dan Yehuwa hanya SUATU Allah dan bukannya pribadi dan identitas yang jelas! Pandangan SY sendiri dengan demikian tidak sesuai dengan konsep kemahatunggalan Allah yang dipercayainya, sebab bila dalam seluruh Alkitab disebutkan bahwa 'Hanya ada satu Tuhan' (Yesaya 43:11;Yohanes 17:3;1-Korintus 8:4-6) dan tidak ada Tuhan lain, maka dengan menganggap Yesus adalah 'SUATU Allah,' berarti SY mempercayai politheisme (banyak allah), ini bahkan bertentangan dengan hukum utama "Jangan ada allah lain" (Keluaran 20:3) yang sangat dibela SY. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: Arial; font-size: small;">Pembahasan ini kembali menunjukkan bagaimana Saksi Yehuwa memanipulasi penerjemahan Alkitab dengan argumentasi yang direkayasa dan tidak konsisten, agar terjadilah HASIL terjemahan yang mendukung keyakinan mereka bahwa tidak ada pengajaran 'Tritunggal,' bahkan dirasa perlu penafsiran Yohanes 1:1 dicetak sebagai Apendiks dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru. </span></div><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Kita dapat melihat bahwa sekalipun buku-buku SY penuh dengan data-data acuan dan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru edisi 1999 penuh dengan ayat-ayat referensi (di kolom tengah), kenyataannya umumnya penafsiran mereka didasarkan pada ayat-ayat tertentu yang dimengerti secara tekstual dan harfiah (yang terjemahannya meragukan) yang bila dimengerti secara kontekstual bisa berarti lain. Karena itu, mereka yang benar-benar mencari kebenaran perlu mendalami Alkitab dengan benar secara hermeneutis dan kontekstual.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;">Referensi ini Disadur ulang dari tulisan </span></span><span style="font-family: Arial; font-size: small;"><u>Herlianto/YBA.</u></span><span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: Arial;"> </span></span></div></div>Alumni STTSUhttp://www.blogger.com/profile/07165126559875818239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3675476644382731132.post-25706197439930595772011-06-23T21:03:00.000-07:002011-07-22T12:09:07.341-07:00Infromasi Penerimaan Mahasiswa T.A. 2011/2012<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">STTSU Menerima Mahasiswa Baru /Pindahan T.A. 2011/2012</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Penerimaan Mahasiswa Baru dilakukan pada Bulan Juni - September setiap tahunnya .<br />
Perkuliahan dimulai bulan September ..<br />
<br />
Kegiatan Perkuliahan<br />
<br />
Perkuliahan I (Reguler): Pukul 14.00-18.00 WIB, untuk Prodi Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan Teologi Kependetaan<br />
Perkuliahan II (Reguler) : Pukul 18.00-20.00 WIB, Khusus untuk Program Studi Teologi Kependetaan<br />
<br />
<br />
Biaya Pendidikan<br />
<br />
1. Pendaftaran Rp. 50.000<br />
2. Senat Mahasiswa Rp. 50.000<br />
3. Perpustakaan Rp. 100.000<br />
4. Pembinaan Mahasiswa (MASPER) Rp. 300.000<br />
5. Uang Kuliah Per Tahun Rp. 1.500.000<br />
<br />
<br />
Syarat Pendaftaran<br />
<br />
1. Sudah Lahir Baru<br />
2. Foto Copy Izasah SLTA dilegalisir (3 lembar)<br />
3. Foto Copy Surat Keterangan Baptis (2 lembar)<br />
4. Pas Photo terbaru, 3x4 / warna (4 lembar) dan 1,5 x 2 / warna (2 lembar)<br />
5. Membayar Cicilan Uang Kuliah Pertama, Uang Pendaftaran, Masper, Perpustakaan<br />
6. Khusus bagi Mahasiswa Transfer .. Membawa Transkrip Nilai yang dilegalisir dari </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Perguruan Tinggi Asal beserta Surat Keterangan Pindah (2 Lembar) </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Untuk informasi Lebih Lengkap, Silahkan menghubungi Kampus STTSU Medan pada Hari dan Jam Kerja..</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Jl. Sembada No. 32, Pasar. V, Padang Bulan, Medan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Telp. (061) 8215239 || Fax . (061) 4154154</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Cp: Alumni STTSU : 0813 7748 3173</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div></div>Alumni STTSUhttp://www.blogger.com/profile/07165126559875818239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3675476644382731132.post-21852943454916578402011-06-20T12:57:00.000-07:002011-06-20T14:43:15.196-07:00STRUKTUR AKADEMIK STTSU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Ketua Yayasan Pekabaran Injil Kristus (YPIK) : Dra. Elisabeth Sitepu M.Si</div><div style="text-align: justify;">Ketua STTSU : Ir. Immanuel Munthe M.Si</div><div style="text-align: justify;">Pembantu Ketua I : Drs. Hermanto Sihotang M.PdK</div><div style="text-align: justify;">Pembantu Ketua II : Dra. Susanna</div><div style="text-align: justify;">Pembantu Ketua III : Gundari Ginting M.Th</div><div style="text-align: justify;">Ketua Prodi Teologi Kependetaan : Dr.HR. Panjaitan, M.Min</div><div style="text-align: justify;">Ketua Prodi Pendidikan Agama Kristen : Drs. Albet Saragih MA, M.PdK</div><div style="text-align: justify;">Ketua Tata Usaha : Rahel Br. Ginting S.Th</div><div style="text-align: justify;">Anggota : </div><div style="text-align: justify;">1. Ruth Tarigan</div><div style="text-align: justify;">2. Leo Ginting S.Pd </div><div style="text-align: justify;">3. J. Girsang </div><div style="text-align: justify;">Satuan Pengamanan Kampus : Iwan</div><div style="text-align: justify;">Ketua Perpustakaan : Ev. Tio Bunga Sihotang S.Th<br />
</div></div>Alumni STTSUhttp://www.blogger.com/profile/07165126559875818239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3675476644382731132.post-8249010457545650462011-06-18T00:52:00.001-07:002011-07-22T12:13:12.752-07:00FILSAFAT, ILMU PENGETAHUAN, DAN TEOLOGI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">Hubungan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan dan Teologi<br />
<br />
Filsafat adalah induk dari segala ilmu. Oleh karena itu, filsafat memandang dunia dan alam semesta sebagai keseluruhan dalam usaha menerangkannya; menafsirkannya, dan memahaminya secara keseluruhan. Hasil penemuan dari filsafat ini tidak memperoleh jawaban yang meuaskan karena merangkum dari segala keberadaan, yang menjadi objek penelitiannya.<br />
Oleh karena itu pengetahuanlah yang bertugas memberi jawaban secara khusus untuk bidang-bidang tertentu. Misalnya; sosiologi untuk mempelajari hubungan manusia dengan lingkungannya. Sedangkan untuk menguji dan memberi nilai atas kedua bidang tersebut (FILSAFAT dan ILMU PENGETAHUAN) merupakan tanggung jawab TEOLOGI. Sebab tolok ukur teologi adalah Alkitab. Dan Alkitab adalah ”firman Allah”; yang merupakan kebenaran hakiki dan diterima dengan iman.<br />
Jadi; filsafat, ilmu pengetahuan dan teologi harus bekerja sama. Bukan berarti kedudukannya sama, karena objek penelitiannya saja sudah berbeda. Filsafat dan ilmu pengatahuan melalui hasil penemuannya juga mendukung kebenaran Alkitab itu sendiri. Sekalipun tidak berarti bahwa setiap penemuannya mutlak benar. Dan perlu dicatat bahwa Alkitab tidak bergantung pada pembelaan filsafat dan ilmu pengetahuan. Alkitab dapat membela dirinya sendiri, karena Alkitab itu berasal dari Allah; sumber dari segala kebenaran. Dalam Yohanes 14: 6; Yesus berkata: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”. <br />
Alkitab memerlukan filsafat dan ilmu pengetahuan karena Alkitab itu berada dalam lingkungan manusia (=yaitu dunia). Jika seseorang melihat sesuatu kemudian mengatakan tentang sesuatu tersebut dikatakan ia telah mempunyai pengetahuan. Jika ia meneruskan pertanyaannya dan ingin mendapatkan jawaban secara terperinci, maka jawabannya akan berupa ilmu pengetehuan. Selanjutnya jika sesorang masih bertanya terus mengenai apa manusia itu atau apa hakikat manusia itu maka jawabannya akan menjadi suatu filsafat.<br />
Jadi segala jalan yang ditempuh oleh pengetehuan dan ilmu pengetahuan ataupun filsafat akan mengalami jalan buntu. Ia tidak akan bisa menjawab dengan tuntas. Dan untuk itu kita harus kembali kepada kebenaran firman Tuhan (=Alkitab).<br />
Dari uraian tersebut jelasalah bagaimana hubungan ilmu pengetahuan, filsafat dan agama. Ketika manusia mengalami suatu problem, maka ia harus berusaha menjawab dengan ilmu pengetahuan. Dan jika pertanyaannya lebih dalam maka jawabannya akan berupa filsafat. Jadi hubungannya sangat erat. Sebab ilmu pengetahuan dan filsafat menjadi sarana untuk menyampaikan apa yang diajarkan Alkitab kepada manusia supaya lebih mudah diterima. Sebaliknya Alkitab membantu ilmu pengetahuan dan filsafat ketika menghadapi problem yang tidak bisa dijawab.<br />
<br />
Membedakan Antara Filsafat Dengan Ilmu Pengetahuan dan Teologi<br />
Nico Syukur mendefenisikan ataupun membedakan antara Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan dan Teologi sebagai berikut:<br />
<br />
<br />
Filsafat Didefenisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan kodrati yang objektif lagi bertalian dan yang telah diperoleh serta disusun secara kritis, metodis dan sistematis, dengan maksud untuk mencari struktur dasariah atau sebab yang sedalam-dalamnya bagi bidang-bidang tertentu dari kenyataan dan juga bagi kenyataan sebagai keseluruhan dengan jalan merenungkan kenyataan tersebut<br />
<br />
Ilmu Pengetahuan Didefenisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan objektif dan bertalian, yang diperoleh secara metodis, sistematis dan kritis, dan yang dimaksudkan untuk menemukan keterangan yang umum berlaku untuk bidang atau segi tertentu dari kenyataan<br />
<br />
Teologi Didefenisikan sebagai keseluruhan pengetahuan adikodrati yang objektif lagi kritis dan yang disusun secara metodis, sistematis dan koheren; pengetahuan ini menyangkut hal-hal yang diimani sebagai wahyu Allah atau berkaitan dengan wahyu itu<br />
<br />
Filsafat<br />
Filsafat adalah ”usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang memuaskan hati”. Kata ’dengan akalnya’ disini mendapat tekanan. Tidak dapat disangkal bahwa semua orang, melalui agama masing-masing, telah memilki suatu pandangan dan hidup yang memuaskan hati.<br />
<br />
Ilmu Pengetahuan<br />
Ilmu Pengetahuan (science) merupakan suatu perkataan yang bermakna ganda, yaitu:<br />
a. Menurut cakupannya; ilmu pengetahuan sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu kebulatan.<br />
b. Ilmu pengetahuan menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari suatu pokok soal tertentu.<br />
<br />
Teologi<br />
Teologi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang keberadaan, sifat, oknum, dan karya-karya Tuhan melalui Alkitab sebagai satu-satunya referensi. Substansi teologi adalah ”saya percaya bahwa Tuhan ada sesuai dengan pernyataan Alkitab. Dan saya percaya seluruh keterangan tentang penjelasan yang ada pada Alkitab”.<br />
<br />
<br />
Perbedaan Filsafat Umum dengan Filsafat Kristen<br />
Filsafat adalah suatu pengetahuan yang tidak memiliki batas-batas sehingga filsafat mampu berada dimanapun dalam perkembangan pemikiran manusia. Filsafat umum masih bertanya tentang apa di balik Tuhan. Mereka belum menemukan suatu rahasia yang terselubung tentang keberadaan Tuhan. Sementara filsafat Kristen akan menghasilkan hakikat dan nilai komprehensif; maksudnya mampu menimbang atau menilai dalam berbagai hal menurut kebenaran Allah (Alkitab). Hakikat filsafat Kristen meliputi keseluruhan; sebab kekristenan adalah universal, mampu menyorot berbagai hal dengan tolok ukur Alkitab, senagai nilai kebenaran.<br />
Hubungan Filsafat dengan Alkitab<br />
Filsafat Kristen bertugas memberi nilai yang terakhir melalui Alkitab, karena Alkitab adalah kebenaran yang universal yang berasal dari Allah. Alkitab berasal dari kata Grika = biblios = yang berarti kitab. <br />
Ada kesamaan antara penelitian Alkitab dengan filsafat, yaitu dalam Alkitab manusia menjadi objek penelitian, di mana Allah berupaya mengembalikan manusia kepad kebenaran. Upaya Allah untuk mencapai hakikat yang terdalam di mana manusia harus menyembah dan memuliakan Allah.<br />
<br />
<br />
Manusia dan Pertanggungjawaban Moral<br />
Filsafat menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang terutama dan makhluk yang bermoral, tetapi tidak mampu menemukan mengapa manusia itu sebagai makhluk yang bermoral. Rahasia tentang diri manusia hanya mampu dijawab oleh Alkitab. Di dalam Alkitab terdapat suatu misteri yang tidak dapat ditemukan oleh para filsuf sebagai bentuk pertanggungjawaban moralnya.<br />
Pertanggung jawaban moral dalah kemampuan manusia untuk mengadakan suatu tindakan melalui pengukuran batin tentang yang baik.</div>Alumni STTSUhttp://www.blogger.com/profile/07165126559875818239noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3675476644382731132.post-51510605128937496262011-05-15T02:29:00.000-07:002011-06-18T00:31:01.692-07:00Riwayat STTSU<div align="center" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><b>Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara</b></div><div align="center" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;"><b>(STTSU)</b><b><br />
</b>Jl. Sembada No. 32, Pasar. V, Padang Bulan, Medan</div><div align="center" style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: center;">Telp. (061) 8215239 || Fax . (061) 4154154</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">Sejarah Singkat</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara yang disingkat dengan STTSU adalah Sekolah Tinggi Teologi yang terletak di Jl. Sembada No. 32, Pasar. V, Padang Bulan, Medan. Saat ini STT ini terdiri dari 2 Jurusan, yaitu Jurusan Teologi Kependetaan dan Jurusan Pendidikan Agama Kristen. </div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">Sebelumnya Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara ini bernama Institut Agama Kristen Protestan Sumatera Utara (IAKPSU) yang didirikan dan diresmikan pada tanggal 20 September 1982 oleh yayasan Pekabaran Injil Kristus (YPIK) di bawah pimpinan Pdt. N. Munthe.</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">Gereja pendukung adalah Gereja Jemaat Allah Indonesia (GJAI), berpusat di Medan. Pada waktu peresmian perguruan ini bernama Institut Agama Kristen Protestan Sumatera (IAKPS) dirancang dan didirikan dengan tujuan mendidik mahasiswa menjadi ahli teologi/pekabaran Injil/Pelayan Tuhan serta memproduksi Guru Agama Kristen Protestan pada pendidikan di Indonesia dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi.</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">Institut Agama Kristen Protestan Sumatera (IAKPS) terdiri dari dua Fakultas yakni Fakultas Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan Fakultas Theologia. IAKPSU mendapat Status Terdaftar pada Ditjen Bimas (Kristen) Protestan Dep. Agama R.I. dan menjadi Anggota PERSETIA pada tanggal 21 Juli 1986.</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">Kurikulum yang digunakan bersumber dari:</div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ditjen. Bimas (Kristen) Protestan Dep. Agama R.I untuk Fakultas Pendidikan Agama Kristen</li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kurikulum Standar Minimal Fakultas Theologia Tomohon 1983 untuk Fakultas Theologia</li>
</ol><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">Dengan Surat Keputusan Dir. Jen. Bimas (Kristen) Protestan No. 77 tahun 1989, tanggal 21 Maret 1989 Institut Agama Kristen Protestan Sumatera (IAKPS) berubah nama menjadi Institut Agama kristen Protestan Sumatera Utara (IAKPSU) Medan.</div><div style="margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">Pada tahun akademis 1990/1991 ditambah dengan Fakultas Pendidikan Musik Gerejawi.<br />
<br />
Kemudian, pada tangal 27 Mei 2007 IAKPSU berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara dengan Ketetapan Ijin Penyelenggaran dari Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI No. DJ.III/Kep/HK00.5/222/2010 untuk Program Pendidikan (Prodi) Teologi dan Ijin Penyelenggaraan No. DJ.III/Kep/HK00.5/223/2010 untuk Program Pendidikan (Prodi) Pendidikan Agama Kristen (PAK).<br />
<br />
Dan saat ini STTSU diasuh oleh Tenaga Pengajar (Dosen) yang rata-rata bergelar Magister (S2) dan Doktor (S3) pada bidangnya masing-masing.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Alumni STTSUhttp://www.blogger.com/profile/07165126559875818239noreply@blogger.com0